Pelatih Gillingham FC, Neil Harris, menegaskan jika anak asuhnya harus bisa mencontoh Elkan Baggott.
Seperti diketahui, bek timnas Indonesia tersebut sukses menyelamatkan timnya dari kekalahan pada dua laga League Two Inggris beruntun saat melawan Stevenage FC (1-1) dan AFC Barrow (1-1).
Namun, pada dua laga terakhir penampilan tim yang bermarkas di Prestfield Stadium ini cenderung menurun.
Mereka harus merenerima kekalahan pada dua laga tandang ke markas Leyton Orient (2-0) dan Doncaster Rovers (1-0).
Bahkan, seusai laga melawan Doncaster, Neil Harris menyoroti mentalitas anak asuhnya yang gagal mencetak gol saat mereka mendominasi pertandingan.
Demi meningkatkan mental tim, Neil Harris meminta semua pemain agar meniru semangat Elkan Baggott.
Menurutnya, Elkan bisa tampil dengan percaya diri di lini belakang Gillingham FC.
Padahal usianya masih 20 tahun saat ini.
“Elkan Baggott luar biasa, pemain terbaik di lapangan sejauh satu mil pedesaan. Dia menghalangi blok, tekel, memenangkan sundulannya - dari mana dia mendapatkannya?"
“Dia mendapati dirinya keluar dari tim untuk beberapa pertandingan (membela timnas Indonesia)."
"Dia kembali dan mencetak beberapa gol dan dia bermain bagus lagi hari ini (saat lawan Doncaster)," kata Neil Harris dilansir BolaSport.com dari laman Kent Online.
Mantan pelatih Millwall FC ini menambahkan jika semua pemain saat sudah berada di lapangan harus bisa berkontribusi bagi tim.
Mereka harus paham tugas dan instruksi yang diberikan oleh pelatih.
“Ketika Anda pergi ke lapangan itu, itu adalah tanggung jawab Anda sebagai pemain untuk menghasilkan, untuk menghasilkan rencana permainan yang diberikan pelatih kepada Anda."
"Tetapi untuk menemukan kepercayaan diri dan kesombongan itu."
"Menemukan kemampuan untuk bertahan atau mencetak gol, Anda harus menemukan itu pada dirimu sendiri," tambahnya.
Harris mengaskan jika dia akan terus memberikan dukungan pada tim.
Namun, saat berada di lapangan semua pemain harus kompak dan bekerja keras demi hasil yang terbaik.
“Saya di sini untuk mendukung, menasihati, dan melatih, tetapi ketika mereka masuk ke lapangan."
"Saya bersama mereka di setiap langkah sebagai sebuah kelompok, tetapi secara individu mereka harus memberikan lebih banyak," pungkasnya.