Belanda seakan tidak pernah kehabisan menelurkan talenta sepak bola dengan garis keturunan Indonesia.
Yang saat ini tengah naik adalah Nathan Tjoe-A-On, defender muda berbakat milik Excelsior yang punya kans untuk membela timnas Indonesia di masa depan sebagai pemain naturalisasi.
Nathan lahir di Rotterdam, Belanda, pada 22 Desember 2001 silam dan artinya ia baru berusia 20 tahun.
Selain Belanda, dalam nadinya mengalir darah Suriname dan juga Indonesia yang didapat melalui kakek dari pihak ibunya.
Karier Nathan di sepak bola dimulai dari akademi Excelsior yang merupakan kesebelasan kota kelahirannya sendiri.
Pada 2019 ia mulai menjadi bagian dari tim inti De Roodzwarten (Merah-Hitam) yang kala itu masih berkompetisi di kasta kedua Belanda, Eerste Divisie.
Di tahun yang sama Nathan kemudian mendapat sodoran kontrak profesional pertamanya dari Excelsior. Hanya saja kemalangan besar menimpamnya tidak lama setelah itu.
Nathan Tjoe-A-On harus melewatkan 19 pertandingan di musim 2020/2021 akibat cedera pada engkel yang membutuhkan masa pemulihan lebih dari tiga bulan.
Hasilnya Excelsior hanya bisa menempati posisi kesembilan di klasemen akhir Eerste Divisie dan gagal bersaing demi tiket promosi ke level tertinggi yakni Eredivisie.
Tak terbenam Hanya Karena Cedera
Pada musim selanjutnya nama Nathan Tjoe-A-On kembali terdaftar dalam skuat senior Excelsior namun lagi-lagi nasib belum mau berpihak padanya.
Pemain jangkung setinggi 191 cm itu kembali didera cedera parah yang kali ini menyerang bagian lutut.
Untuk kali kedua di dua musim beruntun Nathan harus melihat perjuangan rekan-rekannya dari jauh sembari menjalani peumuliah yang juga makan waktu berbulan-bulan.
Beruntung di paruh kedua 2021/2022 ia mulai pulih namun pihak klub enggan untuk menempatkannya segera ke starting XI.
Dimulai dari satu dua penampilan dari bangku cadangan akhirnya Nathan pun perlahan bisa mengunci satu pos di sebelas pertama Excelsior.
Versatilita plus kaki dominan kiri sangat membantu Nathan karena ia jadi bisa bermain sebagai bek sentral, fullback kiri, dan bahkan winger.
Finis di posisi keenam membuat Excelsior kemudian berhak mengikuti play-off promosi ke Eredivisie dan Nathan punya peran besar dalam sukses mereka.
Di enam laga melawan Roda JC, Heracles Almelo, hingga ADO Den Haag, ia selalu terlibat sebagai starter dan membuat Excelsior terhindari dari kekalahan plus mengemas tiga nirbobol.
Promosi pun bisa diraih. Nathan Tjoe-A-On kemudian dihadiahi perpanjangan kontrak hingga 2024 sebagai ganjarannya.
Bersinar di Kasta Tertinggi
Naik ke level yang lebih tinggi, talenta Nathan justru tidak memudar di 2022/2023 karena ia tetap menjadi pemain inti bagi Excelsior.
Bahkan dari tujuh penampilan sebagai starter bintang mudah dengan nomor punggung 28 tersebut sukses mencatatkan gol dan assist pertama di level pro.
Alhasil Eredivisie kemudian memasukkannya dalam Team of the Month September 2022. Nathan tergabung bersama pemain-pemain yang lebih senior seperti Daley Blind, Cody Gakpo, Steven Bergwijn, hingga sesama half-blood Indonesia yakni Tijjani Reijnders.
Tidak cuma itu, Nathan juga terpilih sebagai pemain muda terbaik Eredivisie periode yang sama. Ia mengalahkan wonderkid lain yang juga dalam performa apik seperi Xavi Simmons atau Mohammed Kudus.
Cukup aneh karena hingga saat ini baik Belanda maupun Suriname belum pernah memanggilnya ke timnas level apapun.
Ini adalah kesempatan besar bagi timnas Indonesia. Apalagi menurut laporan dari South East Asian Talent, Nathan Tjoe-A-On membuka pintu berbaju Merah-Putih.
Keberadaannya di timnas Indonesia akan jadi pengingat bagi Elkan Baggott yang sama-sama defender jangkung dan kidal bahwa statusnya sebagai starter tidak selamanya aman.
Usia keduanya juga tidak terpaut jauh. Dengan latar belakang pemain reguler di liga Eropa, semakin banyak kemiripan di antara Nathan dan juga Elkan.
Sayangnya untuk menaturalisasi Nathan Tjoe-A-On akan butuh usaha ekstra karena bintang Eredvisie sebelumnya seperti Tijjani Reijnders, Ragnar Oratmangoen, dan Mees Hilgers gagal diberi paspor baru karena alasan administrasi kompetisi.
Hanya saja jika PSSI enggan maju karena alasan itu maka jangan harap sepak bola tanah air bisa berkembang pesat. Naturalisasi untuk pemain berbakat baru boleh berhenti jika yang bersangkutan memang menolak.